View map on GeoCommons ">
Penyusunan peta tingkat risiko bencana erupsi gunung Merapi di kecamatan Pakem menggunakan peta bencana erupsi merapi dan informasi kerentanan terhadap erupsi di kecamatan Pakem . “Penggabungan” kedua informasi tersebut dilakukan karena peta risiko merupakan suatu fungsi dari bahaya (hazard) dan kerentanan (vulnerability). Peta risiko itu pun merujuk pada element at risk tertentu yang dapat dipetakan saja, yakni meliputi element at risk tanah batu, tegalan, hutan, semak, kebun, permukiman, rumput, sawah irigasi dan sawah tadah hujan.
Peta risiko bencana erupsi gunung Merapi disusun menggunakan metode kualitatif, dimana setiap element at risk yang dipetakan terlebih dahulu diklasifikasikan menjadi tidak berisiko, risiko rendah, risiko sedang dan risiko tinggi. Diasumsikan bahwa semakin tinggi tingkat kerawanan maka akan sekin tinggi pula tingkat risikonya.
Element at risk tersebutlah yang kemudian dijadikan sebagai dasar
penentuan risiko bahaya erupsi gunung merapi. Kecamatan Pakem bagian utara
memiliki tingkat risiko tinggi karena memang letaknya berada paling dekat
dengan puncak merapi. Sedangkan pada
bagian selatan merupakan kawasan berisiko rendah sampai tidak berisiko.
Peta risiko terhadap suatu
bencana pada dasarnya tidak dapat berlaku secara universal pada setiap tempat
dan sepanjang waktu. Melainkan peta risiko suatu bahaya itu akan identik bagi
suatu tempat dalam kurun waktu tertentu. Seperti halnya peta risiko yang dibuat,
merujuk pada waktu data spasial dan statistik yang digunakan dan tipikal untuk Kecamatan
Pakem saja. Oleh karena itu peta risiko suatu bencana, harus dilakukan updating
terus menerus seiring perubahan yang terjadi pada setiap element at risk
sehingga mempengaruhi tingkat kerentanan dan risikonya.